Sekilas mengenal sosok Tan Malaka, sang bapak revolusioner Indonesia yang kesal terhadap logika mistik bangsa Indonesia. Logika mistik membuat Tan Malaka sang bapak revolusioner kesal. Bangsa Indonesia mengidap logika mistik, membuat sang bapak revolusioner kesal. Tan Malaka sangat kesal terhadap logika mistik yang diidap bangsa Indonesia.
Youthindonesian - Siapa sih Tan Malaka, mungkin masih banyak generasi milenial saat ini yang jarang mengetahui sosok Tan Malaka, mereka lebih mengenal sosok Atta Halilintar, Reza Arap, Ria Ricis ataupun selebgram Tiktok dan youtuber lainnya. Tapi, saat ditanya tentang Tan Malaka, banyak yang menggelengkan kepala, mereka jarang mendengar bahkan tidak tahu.
Ini adalah suatu tanda kemunduran besar bagi sebuah generasi atau peradaban suatu bangsa. Ketika generasi penerusnya tak lagi mengenal ataupun mengetahui sejarah leluhurnya atau kehilangan ingatan, terputus ingatannya terhadap generasi terdahulu, utamanya adalah generasi yang telah berjuang bagi perjuangan bangsa dan negara, generasi yang telah banyak berjasa bagi kemajuan bangsa, maka bisa dipastikan generasi tersebut akan menjadi generasi lemah yang kehilangan identitas dirinya, mudah ditipu dan dipermainkan oleh bangsa asing.
Oleh karena itu, perlu kiranya untuk menyegarkan kembali ingatan sejarah kepada kaum muda, agar kiranya sadar tentang siapa diri mereka sebenarnya, seperti apa dahulu leluhur mereka, apa yang telah mereka lakukan, dan bagaimana sikap, karakter dan perjuangan para leluhur bagi suatu bangsa, yang dalam ini adalah Indonesia.
Di sini, kita akan sekilas membahas tentang sosok Tan Malaka, siapa itu Tan Malaka, seperti apa sepak terjangnya, apa yang ia lakukan, kenapa kita mesti tahu dan mempelajari sosoknya dan apa manfaatnya bagi kita jika mengetahui sosok Tan Malaka.
Tan Malaka atau Ibrahim gelar Datuk Sutan Malaka (2 Juni 1897 - 21 Februari 1949), adalah salah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia, yang juga pendiri partai Murba. Di sini kita tidak akan membahas tentang biografi, tapi tentang seperti apa pemikiran Tan Malaka.
Tan Malaka bisa dikatakan sebagai seorang sosialis, karena pemikiran dan tindakannya yang menunjukkan sikap-sikap yang demikian, misalnya, ia memilih menanggalkan gelar kebangsawanan dan lebih memilih hidup di tengah-tengah kaum tertindas, masyarakat miskin yang termarjinalkan atau masyarakat kelas bawah, padahal, dengan kondisi keluarga yang bisa dibilang lumayan berkecukupan, ningrat, seharusnya ia bisa memilih untuk hidup nyaman dan bekerja sebagai pegawai pemerintah penjajah Belanda pada waktu itu.
Tapi, justru ia sebaliknya, memilih untuk hidup di tengah-tengah kaum tertindas, hidup dalam kesulitan dan kesukaran, hingga muncul sebuah adagium terkenal darinya, yaitu "terbentur, terbentur, terbentuk", ia menjelaskan bahwa orang-orang besar adalah mereka yang mampu menghadapi berbagai kesukaran ataupun masalah, mengatasinya dengan segala upaya sendiri, tidak bergantung pada orang lain, yang tidak takut mengambil resiko, walaupun harus terbentur berkali-kali, tapi, jika berhasil melalui semua itu, maka hal tersebut akan membentuk diri seseorang menjadi orang yang memiliki kepribadian yang tangguh dan matang, memiliki mentalitas yang ajeg, bijaksana dan dewasa.
Orang besar bukanlah mereka yang hanya duduk manis di kursi empuk dan memiliki pangkat demang, praja dan lain sebagainya. Tapi, mereka yang mau memperhatikan kesusahan dan kesulitan orang lain.
Ada satu hal yang paling menarik dalam frame berpikir Tan Malaka, ia menjelaskan tentang logika mistik yang dialami oleh bangsa Indonesia. Ia amat kesal dan begitu jengah dengan logika mistik yang diidap oleh bangsanya sendiri, yaitu bangsa Indonesia.
Apa itu logika mistik, logika mistik adalah cara berpikir atau nalar yang mempercayai sepenuhnya hal-hal tahayul dan tidak masuk akal. Misalnya, ada seseorang sakit dengan perut membesar, padahal, orang tersebut belumlah diperiksa secara medis, belum diteliti dan diobati, tapi secara mengejutkan, orang tersebut langsung divonis kena guna-guna atau santet dan sejenisnya, padahal, saat diperiksa, ternyata orang tersebut menderita tumor.
Logika mistik inilah yang menghalangi bangsa Indonesia merdeka, bahkan logika mistik ini tidak hanya berlaku untuk hal takhayul atau klenik, bahkan dalam agama pun, cara berpikir logika mistik ini sering kali terjadi. Misalnya, saat dirinya kesusahan, menginginkan sesuatu, maka orang tersebut akan banyak berdoa, memang tidak ada yang salah dalam berdoa dan meyakini Tuhan. Hanya saja, kebanyakan setelah itu, mereka hanya menantikan sebuah keajaiban dan tanpa usaha, atau minum usaha, seolah-olah Tuhan menurunkan keajaiban itu langsung dari langit.
Ini juga yang terjadi pada bangsa Indonesia, bahkan sampai saat ini. Bangsa Indonesia, dan manusia pada umumnya, ingin mendapatkan segala sesuatu dengan cepat tanpa usaha, sehingga hal-hal yang tidak masuk akal pun mereka percayai. Ketika mereka ingin bangsa ini merdeka, mereka hanya meyakini bahwa akan ada ratu adil yang akan memimpin mereka dan membebaskan mereka dari belenggu penjajahan, tapi tak mau sedikitpun bergerak dan mempersiapkan diri, hanya menunggu hadirnya sang ratu adil yang dipercaya akan membawa Indonesia menuju kemerdekaan tersebut.
Maka bagi Tan Malaka, selama logika mistik itu masih diidap oleh suatu bangsa atau seseorang, maka sampai kapanpun tiada kemajuan yang didapati dalam dirinya. Berdoa lah secukupnya, berdoa dengan baik, tapi jangan hanya menyandarkan harapanmu pada doa, sementara engkau tidak mau bergerak dan berusaha. Bukankah Allah mengatakan bahwa ia tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai kaum tersebut mengubah dirinya sendiri.
Jadi, sebuah perubahan, harapan dan apapun yang diinginkan, jika tidak diri kita sendiri yang mengupayakan maka Tuhan pun tak akan mengubah kondisimu. Sekalipun engkau berdoa siang malam agar kaya raya atau berdoa agar bisa lancar bahasa Inggris misalnya, atau berdoa agar bisa hafal Qur'an, tapi jika hanya duduk saja di dalam kamar, minim usaha, atau bahkan nihil, tidak ada usaha yang dilakukan, maka apa yang kamu inginkan sulit untuk bisa kamu dapatkan.
Begitulah sekilas tentang Tan Malaka dan ulasan ringan terkait logika mistik yang membuat Tan Malaka begitu kesal.